Hari itu kamis, 14 Mei 2009 aku terpaksa pulang kerja jam 7 malam dari kantor, karena badan terlampau letih aku putuskan naik taxi pulang. Dalam pikirku, aku harus cari taxi yang terpercaya agar aku bisa duduk nyaman sambil tidur selama perjalanan. Karena hari sudah gelap, aku lambaikan tangan pada taxi yang melintas, dan astaga.. aku salah dapat taxi, tapi dah kadung aku hentikan, terpaksa aku naik juga.. Bismillah. Ya ampuun gelap benar taxi ini, serta merta aku merasa sangat tidak nyaman dan ketakutan, berbagai macam pikiran jelek berkecamuk dalam hati, bagaimana kalo ternyata di bagasinya ada penyusup? Bagaimana kalo nanti di tengah jalan si supir mengalihkan rute perjalanannya tanpa bisa kucegah? Apalagi waktu seharusnya masuk tol, dia malah minta ijin untuk ke pom bensin terdekat.. Ya Allah... lindungi aku.. sepanjang perjalanan dzikirku tak berhenti, ku telepon pula sahabatku untuk mengalihkan rasa takut, dan yang utama aku ingin sekali menelpon mamah untuk minta doanya buat perlindunganku.. Ntah kenapa kuat sekali keyakinanku bahwa doa mamah adalah penyambung nyawaku. Dalam batinku aku sangat yakin, doa mamah akan langsung didengarNYA, tapi untuk telpon dan bilang ke mamah jelas aku tak berani takut si supir dengar (duh... buruk sangka sekali aku sama si supir).

Ajaib! Seperti mamah mendengar ketakutanku, tiba2 beliau telpon dan tanya sedang ada dimana? Mamah lagi di rumah kamu sekarang. Subhanallah.. padahal hari itu mamah tak ada rencana main ke rumahku. Seketika nyesss.... aku tenang sekali, tak ada lagi ketakutan, aku tau mamah merasa aku dalam ketakutan, aku tau doanya selalu ada dalam tiap langkahku.. aku tau DIA mendengar doa2 mamah untukku dan mengabulkannya.. agar aku sampai rumah dengan selamat.. (mah... tak bisa kubayangkan hidupku tanpamu..)